Sunday, August 15, 2010

Tidak Berujung

Ada seorang manusia yang seumur hidupnya selalu berbuat kesalahan,
ditumpuknya seluruh kesalahan itu jadi sebuah menara,
dihitung tingginya dan dijadikan sebuah tangga menuju matahari,
yang dia harap bisa melumerkan hatinya yang beku,
yang telah mati saat dia melakukan seribu satu macam dosa itu.

Adakah kesalahan sama seperti dosa?
Adakah maaf sama seperti pengampunan dosa?
Adakah saat kita berhasil dimaafkan oleh sesama manusia,
seyogyanya Tuhan tidak lagi menghitung dosa kita?
Adakah hidup, yang paling nista, paling kotor sekalipun,
bisa dihitung sebagai hidup yang tidak pantas utk dihapuskan,
tanpa sekehendak Tuhan?

Bagaimana dia bisa bertahan hidup, bernafas, bermimpi,
saat semua orang meyakini yang dijalaninya salah,
dan yang tidak dijalaninya juga salah,
bagaimana seorang dapat menjalani hidup,
bila orang sekitar merasa dia adalah orang terbodoh,
terdungu, dan terkeras, yang tidak tahu hidupnya berharga.

Adakah kita, manusia, yang punya hati dan fikir,
yang hanya diri ketahui, atau Tuhan lebih tahu,
bisa hidup dengan pandangan dan perasaan orang lain?

Adakah jalan keluar, adakah sebuah titik cahaya,
dari lorong gelap yang begitu panjang?

Apakah harus semua dijalani dengan 'kematian'?

No comments: